Senin, 22 Maret 2010

Kunjungan Menteri Kesehatan ke Aruk – Biawak

Menteri Kesehatan RI Endang Rahayu Sedyaningsih dan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini seusai melakukan pertemuan dengan Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya,Wakil Walikota Pontianak Pariyadi,Bupati Kabupaten Kubu Raya Muda Mahendrawan serta undangan lainnya akan melakukan perjalanan ke Kabupaten Sambas guna meninjau dan melihat secara langsung perkembangan pembangunan di bidang kesehatan rakyat khususnya yang berada jauh dari pusat layanan kesehatan seperti yang dialami oleh masyarakat tertinggal di kawasan perbatasan RI – Malaysia di Kecamatan Sajingan besar tepatnya lagi desa Aruk.

Kunjungan Menkes kali ini dilakukan bersama dengan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (MPDT) yang dimaksudkan untuk bersama-sama melihat langsung ke lapangan sehingga koordinasi yang sinkron dapat tercapai di antara ke dua Departemen tersebut agar nantinya setelah kembali ke Jakarta dapat dibuatkan berbagai kebijakan dan langkah-langkah terpadu dengan harapan agar apa yang menjadi inti permasalahan seputar kesehatan masyarakat di perbatasan dapat ditangani dengan baik.

Pada hari Sabtu (20/03/2010) dengan disaksikan oleh Wakil Gubernur Kalbar dan Bupati Sambas telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri PDT dengan Menteri Kesehatan RI yang intinya bertujuan untuk meningkatkan derajat atau tingkat kesehatan masyarakat di daerah-daerah perbatasan yang selama ini memang sangat minim dalam hal fasilitas penunjang kesehatan seperti Puskesmas dan Rumah Sakit yang mampu menangani pasien rawat inap maupun yang memerlukan penanganan segera atau darurat.

Selama ini memang sudah terdapat tenaga dokter serta perawat yang berdinas di Puskemas kecamatan Sajingan besar dan untuk pelayanan masuk keluar kampung biasanya masih ditangani tenaga manteri atau perawat kesehatan guna melayani warga yang menderita sakit dan letak rumahnya jauh dari pusat pelayanan kesehatan terdekat, sedangkan untuk keperluan persalinan sudah dapat dijumpai tenaga Bidan yang bertugas di desa Tanjung tidak jauh dari kecamatan Sajingan. Dari jumlah tenaga medis yang tersedia maupun peralatan memang dirasakan sangat tidak sebanding mengingat kecamatan Sajingan memiliki beberapa desa yang letaknya berjauhan namun tidak didukung infrastruktur jalan yang baik.

Penduduk di kecataman Sajingan besar sudah paham betul jika memerlukan tindakan medis yang segera (darurat) maka mereka akan meminta rujukan dari puskesmas di Sajingan agar dapat berobat ke desa Lunduk di Biawak – Malaysian yang jaraknya sekitar 30 menit perjalanan dari Biawak. Namun untuk kasus berat yang memerlukan tindakan operasi atau bedah maka dari rumah sakit di Lunduk akan memberikan rujukan ke rumah sakit di Kuching negara bagian Sarawak Malaysia. Sehingga tidak aneh jika mendengar warga kampung yang berobat ke Malaysia, namun masih sebatas warga yang cukup mampu.

Biawak memang lebih maju jika dibandingkan dengan desa aruk dan sekitarnya dan untuk sarana transportasi sudah dapat ditemukan bis-bis berukuran besar layaknya bis antar negara yang dapat dijumpai di kota Pontianak. Bis tersebut biasanya dapat dijumpai pada jam 7 pagi dan 4 sore sehingga sudah sering penduduk Sajingan yang ke Kuching atau daerah lainnya di wilayah Sarawak baik sekedar bertemu keluarga atau untuk keperluan tertentu seperti berbelanja bahkan untuk bekerja. Semoga dengan adanya MoU antara Menteri PDT dan Menkes dapat segera membawah angin perubahan bagi seluruh masyarakat perbatasan di Kalbar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar