Kamis, 18 Maret 2010

Agenda wisata 2010 bernuansa kultur masyarakat Dayak

Berkaitan erat dengan program Visit Kalbar 2010 sudah selayaknya acara seperti Gawai Naik Dango dan Taba Nyeser dapat dijadikan sebagai bagian dari agenda kunjungan wisata di Kalimantan Barat dan bahkan dapat dijadikan sebagai aset wisata Kalbar yang akan diselenggarakan setiap tahunnya,hal ini didukung Gawai Naik Dango memang sudah lama dan setiap tahun menjadi sebuah acara ritual yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Dayak sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan (dalam bahasa Dayak disebut Jubata) atas kelimpahan hasil panen yang diterima oleh petani. Naik Dango dalam bahasa Dayak diartikan sebagai naik atau masuk ke pondok atau dangau yang biasanya terdapat di ladang milik petani dan sekitar rumah penduduk. Pondok tersebut berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan padi hasil panen layaknya lumbung padi yang kita kenal.

Pada tahun 2010 ini menurut rencana Gawai Naik Dango akan dilaksanakan di kota Singkawang. Sedangkan acara Taba Nyeser berasal dari masyarakat Dayak yang ada di Kabupaten Sanggau dan serupa dengan Gawai Naik Dango acara ini juga dilaksanakan setiap tahunnya dalam bentuk ritual untuk mengusir roh-roh jahat yang dapat menimbulkan penyakit bagi manusian,hewan ternak,serta tanaman. Dalam acara ini para peserta ritual mengenakan kostum berbulu hitam yang lebat dan panjang disertai topeng yang menyerupai roh-roh jahat atau hantu.

Perlu peran serta aktif dari pemerintah daerah agar aset wisata seperti di atas dapat diperkenalkan kepada masyarakat luar Kalbar bahkan masyarakat dunia sehingga dapat diharapkan terciptanya generasi penerus yang mengetahui kekayaan kultur daerahnya dan ada rasa bangga untuk memiliki dan melestarikannya hingga tidak lagi diklaim sebagai budaya negara lain.

Mari kita jaga dan cintai aset budaya leluhur sebagai karya seni yang bernilai sejarah tinggi demi kesejahteraan masyarakat dan kemakmuran bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar